Hari ini...
Cerita makhluk
Bernyawa, bersujud
Tempat terpencil, tidak jauh
Sudut desa, berjalan raya
Antara cakna dan abai
Kemboja, berbatang satu
Berpecah dua menapak bumi
Berdahan dua rantingnya sepuluh
Julainya hitam...
Antaranya dua pusara
Usang..
Pasangan ummat Muhammad
Sudah pasti ber'bin' dan ber'binti ibu mereka
Di alam sana
Kemboja ini tidak rendang
Cukup sekadar menjadi sifat pokok
Manfaatnya sampai juga pada kedua pusara
Walau tidak utuh, walau tidak megah
Cukup untuk di buat berteduh
Hanya cukup... tidak lebih
Kemboja ini menjadi jiran perantaraan;
antara kedua kubur itu..
Juga menjadi saksi
Bukan penolong, bukan penjaga
Hanya di situ.. tetapi manfaatnya semestinya tidak tertolak
Tetapi bukanlah urusan si pohon kemboja untuk mencampuri hal manusia
Apa lagi jika panggilannya arwah; kata jamak kepada roh
Bila Munkar Nakir datang menjengah
Baik hukuman
Baik Saadah
Yang mendapat laba hanya penghuni kedua pusara
Atau mendapat celaka juga mereka
Tiada dapat berbuat apa-apa si pohon kemboja
Jika berbahagia khabarnya, kemboja tumpang gembira
Jika azab beritanya, kemboja hanya mampu berdoa
Kemboja ini tunggal
sepi, tidak berteman
mengharapkan insan membawa pasangan dan juga anak pokok
seperti mana penghuni kedua pusara tadi mengharapkan doa dan;
sedekah fatihah dari anak-anak yang soleh
seperti penghuni kedua kubur tadi mengharapkan pahala dari amal jariah mereka
seperti penghuni kedua liang tadi mengharapkan laba dari ilmu yang dicurahkan
Manusia tidaklah tahu apa yang terjadi pada isi kubur
Setelah meninggalkan jenazah kemas di liang lahat
Saat teringat, teringat peristiwa, lupa bacaannya
Yang masih ada modal dalam hatinya, bertahlillah mereka;
menjemput jiran dan kaum keluarga
Setelah itu kembali lupa
Kedua pusara ini kadang dilawati
Di atasnya pun jadilah ia berseri
Di dalamnya, sekejap bersenang hati
Dengan bacaan dan doa itu dan ini
Adat datang, pergi kembali
Kemboja menjadi pemerhati
Teduh manfaatnya kepada penziarah
Daun gugur, ada yang kutip ada yang marah-marah banyaknya sampah
Kemboja tiadalah ia berdarah, adapun hanyalah bergetah
Tanah perkuburan, lumrahlah ia sunyi
Meriahnya jarang sekali
Hari Raya 6, Hari Raya Puasa, Menjelang separuh Syaaban; Hitung sendiri!
Kehidupan di dalam, kurang yang peduli
Walaupun peringatan sudah lama diberi
Tunggulah, tiba saat itu!
".... Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat melewatkannya/ menangguhkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya/mempercepatkannya". - An Nahl 16:61
p/s : Adil itu meletakkan sesuatu pada tempat/haknya
(kasut itu haknya di kaki walaupun harganya 100x ganda mahal dari kopiah heh!)
SELAMAT MENYAMBUT MAULIDUR RASUL. Jom Hayati kesah Abdul Uzza bin Abdul Muthalib dan kesahnya yang di surahkan : Al-Lahab 111: 1-5
Salam maulidur rasul.... Teria kasih kerana selalu mengingatkan saya... Dan selalulah ingat2kan saya dgn hal yg sering terlupa...
ReplyDeletesaya,
ReplyDeletesama-sama. Saya mengingatkan diri saya sendiri juga sebenarnya.